Minggu, 28 Maret 2010

PRAKTEK STANLEY MILLER

Pendahuluan
Jika Makhluk hidup dapat berasal dari makhluk hidup lainnya, kemudian bagaimana kehidupan di bumi ini di mulai? Satu hipotesis tentang asal-usul kehidupan diajukan oleh Alexander I. oparin seorang Ilmuwan Rusia yang menduga bahwa atmosfer dari bumi purba diselimuti oleh gas yang memiliki kesamaan dengan senyawa-senyawa organic seperti ammonia (NH3), hydrogen (H2), metana (CH4), dan uap air (H2O). Tidak ada oksigen bebas seperti halnya atmosfer yang ada sekarang. Energi dari kilat, dan sinar UV dari sinar matahari membantu gas-gas tersebut saling bereaksi untuk membentuk senyawa organic salah satunya asam amino yang selanjutnya membentuk senyawa yang lebih kompleks sebagai pembangun makhluk hidup. Ilmuwan lain asal Amerika, h. Uray dan muridnya Stanley Miller dan Harold Urey mencoba membuktikan hipotesis tersebut dengan rancangan seperti gambar dibawah ini!





: Rancangan Eksperimen yang dilakukan oleh Harold urey dan Stanley Miller
Tujuan Kegiatan:
1.        Menunjukkan nama-nama komponen peralatan eksperimen Harold urey dan Stanley Miller
2.       Menjelaskan proses terjadinya evolusi kimia berdasarkan perangkat eksperimen Harold urey dan Stanley Miller
3.       Merumuskan kesimpulan tetang teori evolusi kimia

Aktivitas:
Bacalah rangkuman materi di atas dengan seksama dan pahamilah isinya:
1.        Apakah tujuan percobaan yang dilakukan oleh Stanley Miller?
Jawab: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
Alasan: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
2.       Apakah dihasilkan asam amino dalam percobaan tersebut?
Jawab: ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
3.       Dapatkah dikatakan bahwa asam amino yang terbentuk tersebut berasal dari gas-gas yang saling bereaksi karena adanya energy dari bunga api listrik?
Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
4.       Menurut kamu, gas-gas yang digunakan dalam percobaan tersebut termasuk senyawa organik ataukah senyawa anorganik?
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
5.       Evolusi kimia adalah pembentukan senyawa organic (termasuk organic makromolekul) dari senyawa anorganik sederhana dengan bantuan energy. Berdasarkan konsep tersebut dan jawaban anda pada nomor sebelumnya, dapatkah dikatakan bahwa peristiwa yang ditunjukkan oleh percobaan tersebut adalah peristiwa yang menunjukkan adanya evolusi kimia?
Jawab: ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Alasan: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
6.       Perhatikan tingkatan structural di dalam organisasi molekuler sel pada gambar 4 dibawah ini!



Gambar 4: Tingkatan structural di dalam organisasi molekuler sel
Berdasarkan gambar tersebut, dapatkah dikatakan bahwa asam amino merupakan senyawa yang merupakan unit pembangunan dari sel?
Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Alasan : ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
7.       Berdasarkan gambar tersebut, berikan alasan mengapa jika terbentuk asam amino dapat dikatakan bahwa untuk proses selanjutnya akan terbentuk makhluk hidup?
Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
8.       Teori abiogenesis menganggap bahwa makhluk hidup berasal dari tidak hidup. Menurut pendapatmu, teori evolusi kimia yang dikemukakan oleh I. A Oparin tersebut dapatkah dikategorikan sebagai penganut teori abiogenesis?
Jawab: …………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Alasan: …………………………………………………………………………………………………

Selasa, 23 Maret 2010

SPOROZOA

Filum Sporozoa
Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya. Sesuai dengan namanya, dia mempunyai ciri khas, yaitu membentuk spora. Sporozoa hidup sebagai parasit. Cara mendapatkan makanannya dengan menyerap nutrisi inangnya, misalnya Plasmodium yang merupakan anggota Sporozoa paling terkenal. Pada tubuh manusia, Plasmodium menyebabkan penyakit malaria. Penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Setelah digigit, Plasmodium langsung menyebar di dalam darah dan berkembang biak di dalam hati dan akan menginfeksinya sehingga menyebabkan kematian.
Ada empat jenis species Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit malaria. Masing-masing jenis Plasmodium menimbulkan gejala-gejala tersendiri pada tubuh penderitanya.
(a) Plasmodium vivax, merupakan penyebab malaria tersiana yang bersifat tidak ganas,
gejalanya adalah suhu badan panas dingin berganti-ganti setiap 2 hari sekali (48 jam).
(b) Plasmodium ovale, merupakan penyebab malaria tersiana yang ganas, gejalanya sama dengan pada malaria tersiana.
(c) Plasmodium malariae, penyebab malaria kuartana yang bersifat tak ganas, gejalanya suhu badan panas dingin setiap 3 hari sekali (72 jam).
(d) Plasmodium falciparum, penyebab malaria kuartana yang bersifat ganas, gejalanya suhu badan panas dingin tak beraturan.

SEKILAS JAMUR

FUNGI /JAMUR
1.Zygomycota
Kelompok kelas ini memiliki tiga jenis hifa, yaitu hifa yang menjalar di permukaan substrat disebut stolon, hifa yang menembus ke dalam substrat seperti akar disebut rizoid, dan hifa yang menjulang ke atas dan membentuk sporangium disebut sporangiosfor. Sporangium atau kotak spora akan menghasilkan sporangiospora/spora.Jamur Zygomycota bisa menghasilkan spora, maka cara reproduksinya dapat dilakukan secara aseksual yaitu apabila sporangium telah matang (biasanya berwarna hitam) maka dindingnya robek dan pecah yang menghasilkan banyak spora, selanjutnya akan keluar dan menyebar dengan bantuan angin. Jika jatuh di tempat yang cocok, maka akan tumbuh membentuk hifa baru.
Ciri khas dari jamur ini adalah reproduksi seksualnya membentuk spora khusus, yaitu zigospora sehingga dimasukkan dalam kelas Zygomycota. Cara reproduksi dengan seksual, yaitu secara konjugasi, dimulai dari ujung-ujung hifa yang berlainan jenis terdiri atas hifa jantan (hifa +) dan hifa betina (hifa -), kedua hifa tersebut bersifat haploid (n). Apabila kedua hifa tersebut mengalami pembengkakan dan pemanjangan pada ujungnya, maka akan bertemu dan bersatu dan selanjutnya akan melebur dan akan menghasilkan zygot berdinding tebal yang disebut zygospora (bersifat diploid 2n). Karena berdinding tebal, maka dia tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk. Pada saat ini terjadi fase istirahat (dormansi) selama 1-3 bulan. Apabila keadaan lingkungan telah membaik, maka zygospora akan berkecambah serta tumbuh menjadi hifa-hifa baru dan akan membentuk sporangiosfor yang pada ujungnya terdapat sporangium yang berisi spora dan selanjutnya akan terjadi proses reproduksi aseksual, demikian seterusnya.
Berdasarkan uraian di atas, coba Anda cermati, manakah fase yang lebih panjang, fase haploid ataukah fase diploid? Pikirkan! Agar pemahaman Anda tentang perkembangbiakan secara seksual dan aseksual pada kelas Zygomycota.
Rhizopus stolonifer dapat membantu terbentuknya tempe, yaitu dapat membantu menguraikan protein kedelai menjadi protein sederhana dan asam amino, dengan bantuan enzim yang dikeluarkan. Karena dia mampu menguraikan, sehingga mempunyai kesamaan fungsi dengan bakteri, coba Anda ingat kembali tentang bakteri!
Jamur kelas ini hidup secara saprofit, baik di tanah, sisa-sisa organisme, kayu lapuk, misalnya Mucor yang hidup pada roti yang sudah basi. Tetapi ada juga yang lebih menguntungkan, misalnya Rhizopus oryzae yang digunakan untuk pembuatan sake (minuman khas Jepang) Selain untuk membuat sake, golongan jamur ini adapula yang digunakan untuk mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti (penyebar penyakit demam berdarah), yaitu dengan menggunakan jamur Entomophthera culicis. Mengapa jamur ini dapat mengendalikan populasi nyamuk Aedes aegypti? Jamur Entomophthera culicis bisa hidup sebagai parasit di dalam rongga tubuh nyamuk, selanjutnya akan menggerogoti membran tubuh nyamuk bagian dalam sehingga lama kelamaan nyamuk tersebut akan mati.
2. Ascomycota
Pernahkan Anda berpikir bahwa makanan seperti tape, roti, kue mangkuk, bahkan minuman bir dan alkohol merupakan hasil dari suatu jamur? Golongan jamur ini merupakan kelompok yang terbesar. Makanan itu merupakan contoh produk dari golongan jamur ini. Selain dapat menghasilkan produk-produk tersebut, jamur Ascomycota juga bersifat sebagai saprofit pada sampah, bahkan sebagai parasit pada tanaman.
`Seperti halnya Zygomycota, jamur ini juga memiliki konidiospora, konidiosfor, askospora, serta mengalami perkembangbiakan secara aseksual dan seksual. Bagaimana prosesnya? Perhatikan Gambar 6.8 berikut ini! Dari hifa yang banyak dan di antara hifa bercabang-cabang terdapat hifa yang pada ujungnya membentuk alat kelamin betina dan biasanya mempunyai ukuran lebih besar disebut askegonium dan di dekat pada ujung hifa yang lain membentuk alat kelamin jantan yang disebut anteridium, masingmasing berinti haploid (n). Dari askegonium tumbuh saluran disebut trikogen yang menghubungkan dengan anteridium. Melalui saluran inilah inti sel/ nukleus pindah dan masuk ke askegonium, sehingga masing-masing inti dari askegonium dan anteridium akan berpasangan sehingga akan terbentuk pasangan inti yang berinti diploid (2n). Kemudian dari pasangan inti tersebut akan tumbuh hifa yang disebut hifa askogonium dikariotik (berinti dua/2n) yang akan membelah secara mitosis. Selanjutnya, hifa dikariotik tersebut akan bercabang-cabang, hifanya banyak bersekat melintang dan membentuk tubuh buah yang disebut askokarp. Pada ujung-ujung hifa dikariotik tersebut akan membentuk sel khusus yang akan menjadi askus, di dalam askus ini akan terjadi peleburan dua inti (2n). Selanjutnya, akan membelah secara meiosis yang membentuk 8 buah spora askus (askospora). Apabila terkena angin, maka spora askus tersebut akan menyebar ke mana-mana. Jika jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi benang hifa baru dan akan menjadi banyak, demikian seterusnya.
1) Penicillium, misalnya P. camemberti dan P. requeforti untuk pembuatan keju. P. notatum dan P. chrysogenum dapat menghasilkan antibiotik. Sporanya berupa konidia, berwarna hijau kebiruan, dan berkembang biak secara vegetatif. Jamur ini dapat dijumpai pada makanan yang busuk seperti roti, kentang, nasi, yang berarti dia hidup sebagai saprofit.
2) Aspergillus, jamur ini dapat tumbuh di mana-mana, sporanya berupa konidia. Banyak sekali manfaat dari jamur ini, antara lain untuk pembuatan makanan dan minuman. Misalnya, Aspergillus niger untuk pembuatan sale, agar-agar, atau menjernihkan sari buah. Aspergillus oryzae untuk pembuatan tape, sake, melunakkan adonan roti. Aspergillus wentii untuk pembuatan kecap, tauco, dan sake. Selain menguntungkan, ada juga jenis Aspergillus yang merugikan seperti Aspergillus flavus yang menghasilkan racun aflatoksin. Jika ditemui dalam dosis tinggi pada hewan dan manusia dapat menyebabkan kematian, adapun pada dosis rendah dapat menyebabkan kanker. Aspergillus fumigatus merupakan salah satu penyebab penyakit pernapasan
3) Saccharomyces cerevisiae Jamur ini lebih dikenal dengan nama pasaran ragi/kamir/yeast, yang dapat digunakan untuk membuat tape, roti, alkohol, bahkan minuman bir. Jamur ini banyak dijumpai pada kulit buah-buahan. Ciri utamanya adalah tidak mempunyai hifa dan tubuh buah, serta selnya berbentuk bulat. Apabila keadaan lingkungan buruk, reproduksinya dilakukan secara seksual, yaitu sel ragi yang haploid (n kromosom) bersatu dengan sel ragi haploid yang lain, kemudian akan menghasilkan zygot yang diploid (2n kromosom).
3. Basidiomycota
Jamur ini sering kita temukan pada pohon, jerami, atau tanah pada waktu musim penghujan. Anggota jamur ini lebih dari 25.000 species. Jamur ini memiliki perkembangan paling tinggi di antara kelompok jamur lainnya, yaitu merupakan jamur yang makroskopis, dapat dilihat langsung, dan mempunyai ukuran yang besar. Bila diamati, bentuk tubuh buahnya menyerupai payung, bentuk dan warnanya bermacam-macam. Tubuh buahnya ini disebut basidiokarp.
Spora yang dihasilkan oleh basidium (basidiospora) bersifat haploid dan tumbuh
membentuk hifa-hifa yang bersekat, tiap sekat berinti satu, ada yang sebagai hifa + (jantan) dan ada hifa – (betina). Jika keduanya bertemu akan terjadi plasmogami/ percampuran plasma sel dan akan terbentuk sel hifa yang dikariotik/dua inti. Hifa tersebut akan terus berkembang membentuk miselium yang masih bersifat dikariotik, sehingga akan terbentuk tubuh buah basidiokarp yang bentuknya seperti payung. Basidiokarp ini akan menghasilkan basidium yang terdapat pada lapisan disebut himenium. Di sinilah akan terjadi kariogami, yaitu persatuan dua inti menjadi satu dan inti ini akan mengalami pembelahan meiosis untuk membentuk 4 spora haploid yang disebut dengan basidiospora, demikian seterusnya. Sebagian besar jamur ini dimanfaatkan sebagai makanan karena tubuh buahnya memiliki rasa yang enak dan mengandung nilai gizi yang tinggi. Contohnya sebagai berikut.
a.Jamur merang (Volvariella volvaceae), tempat hidupnya memerlukan kelembapan yang cukup tinggi.
b. Jamur kuping (Auricularia polytricha), hidup sebagai saprofit pada kayu lapuk, mempunyai warna cokelat kehitam-hitaman. Jamur ini sering digunakan untuk campuran sayur sup.
c. Jamur tiram (Pleurotus sp.), tumbuh di kayu lapuk dan dapat ditanam pada serbuk gergaji.
d. Jamur shitake merupakan jamur yang sering diproduksi di Cina dan Jepang, hidup pada batang kayu.
Akan tetapi, tidak semua jamur ini dapat kita manfaatkan sebagai makanan seperti jamur kayu Ganoderma applantum, Amanita caecaria tidak beracun, Amanita verna beracun, hidup di tanah putih atau merah, dan Exobasidium vexans hidup parasit pada tanaman teh.
4. Deuteromycota
Anda sudah mengetahui bahwa pengelompokan jamur dibedakan oleh macam spora seksual yang dihasilkannya, yaitu askospora dan basidiospora. Tetapi setelah para ahli mengadakan penelitian ternyata ada beberapa jenis yang belum diketahui reproduksi seksualnya, sehingga cara perkembangbiakannya dilakukan secara aseksual. Untuk itulah para ahli mengelompokkan secara khusus jamur ini, yaitu dalam kelompok Deuteromycota atau sering disebut fungi imperfecti.
Ada sekitar 25.000 species jamur ini, misalnya Tinea versicolor penyebab panu, Epidermophyton floocossum penyebab penyakit kaki atlet, Microsporium penyebab penyakit rambut dan kuku, Trichophyton dan Epidermophyton penyebab penyakit kulit dan kuku. Apabila kita amati kebanyakan jamur ini hidup sebagai parasit. Jamur oncom pada mulanya digolongkan dalam Deuteromycota, tetapi oleh seorang ahli Indonesia dari UNMalang yang mengadakan penelitian berhasil menemukan bahwa jamur Monila sitophila dapat melakukan reproduksi seksual, yaitu menghasilkan askus. Selanjutnya, jamur ini dimasukkan dalam Ascomycota dan diubah namanya menjadi Neurospora sitophila.
SIMBIOSIS JAMUR DENGAN MAKHLUK HIDUP LAIN
1. Mikoriza
Pohon pinus dapat hidup dengan subur karena terjadinya simbiosis antara jamur melalui hifanya yang masuk dalam akar tanaman pinus. Pinus akan mendapatkan air serta unsur-unsur hara dan jamur tersebut akan mendapatkan zat organiknya. Jamur ini dinamakan mikoriza. Jamur yang membentuknya biasanya dari golongan Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota.
Ada dua jenis Mikoriza, yaitu pada akar pinus merupakan ektomikoriza dan endomikoriza pada akar kacang. Perhatikan Gambar 6.14 ini! Pada ektomikoriza, terlihat hifanya tidak menembus di dalam akar (korteks), tetapi hanya sampai pada epidermis saja. Adanya jamur ini, akar sudah tidak memerlukan bulu akar, tetapi tanaman tersebut sudah mendapatkan air dan unsur hara lebih dari cukup berkat jamur ini. Karena itulah tumbuhan ini tahan terhadap kekeringan dan terlindung dari serangan jamur lain yang berbahaya. Jamur ini tidak dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa menggunakan akar inangnya.
Adapun pada endomikoriza, hifanya akan menembus akar sampai ke bagian korteks. Jamur ini selain terdapat pada akar polong-polongan juga dapat hidup di akar anggrek, akar sayuran seperti kol. Kebalikan dari ektomikoriza, jamur ini mampu hidup tanpa ada inangnya. Hidupnya di mana-mana, asalkan pada tanah. Manfaatnya sama dengan ektomikoriza, selain itu dapat pula membantu pertumbuhan bintil akar untuk fiksasi nitrogen
2. Lumut Kerak (Lichenes)
Pernahkah Anda melihat lumut kerak yang menempel pada pohon dan berwarna keperakan? Sepintas, terlihat seperti organisme tunggal dan seperti species lumut. Bentuknya berupa lembaran tipis seperti kerak. Sebenarnya lumut kerak ini
merupakan gabungan miselium jamur yang di dalamnya terjalin sel-sel alga dan keduanya saling
bersimbiosis mutualisme. Jamurnya adalah golongan Ascomycota atau Basidiomycota dengan alga hijau/Chlorophyta atau alga biru/Cyanophyta yang uniseluler.
Meskipun keduanya hidup sendiri-sendiri, tetapi dengan hidup pada umut kerak lebih menguntungkan bagi keduanya, karena mereka mampu hidup pada substrat atau tempat yang organisme lain tidak dapat hidup, misalnya batu. Karena mampu hidup pada batu-batuan, Lichenes ini dikatakan sebagai organisme perintis yang mampu hidup di atas batu. Lichenes tersebut memulai pembentukan tanah dengan melapukkan permukaan batuan dan menambahkan kandungan zat-zat yang dimiliknya. Lichenes dapat juga digunakan sebagai indikator pencemaran udara, karena dia tidak mampu hidup pada udara yang sudah tercemar. Jadi, apabila di suatu daerah tidak ada Lichenes, ini menunjukkan bahwa udara di daerah tersebut sudah tercemar. Selain itu, Lichenes dapat dimanfaatkan pula sebagai obat, digunakan sebagai penambah rasa dan aroma, serta pigmen yang dihasilkan dapat dibuat kertas lakmus celup untuk menentukan indicator pH.
Lichenes memperbanyak diri secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan cara fragmentasi, yaitu dengan potongan lumut kerak, maka induk akan terlepas. Apabila jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi individu baru. Dapat juga dilakukan dengan membuat struktur khusus yang disebut soredia, yaitu sel-sel alga yang terbungkus oleh hifa, terdapat pada permukaan talus Lichenes, warnanya putih seperti tepung. Sel-sel alga ini dapat terlepas, jika jatuh pada tempat yang cocok, maka akan tumbuh menjadi Lichenes baru. Adapun perkembangbiakan jamur dan alga secara seksual dilakukan sendiri-sendiri. Jamur dapat membentuk askokarp atau basidiokarp yang mengandung spora. Jika sporanya masak akan pecah dan terlepas kemudian dibawa angin. Jika jatuh di tempat yang cocok dan bertemu dengan alga, maka akan terbentuk Lichenes.

ARTHROPODA

Filum Arthropoda
1) Jenis-Jenis Arthropoda
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah Anda lakukan, maka Anda akan mengetahui perbedaan dan persamaan struktur tubuh, sehingga hewan ini dikelompokkan atas Crustaceae (udang-udangan), Insekta (serangga), Arachnoidea (labah-labah), dan Myriapoda (kaki seribu).
a) Crustaceae
Crustaceae disebut juga sebagai kelompok udang-udangan, contohnya: udang, kepiting, dan yuyu. Anda tentu sudah mengetahui tempat hidup kelompok hewan ini, yaitu di air laut, danau, dan sungai.
Tubuh hewan ini mempunyai rangka luar keras karena mengandung zat kitin dan kapur, sehingga disebut sebagai hewan bercangkang. Antenanya berjumlah dua pasang, mempunyai kaki satu pasang pada tiap ruas tubuh, sedangkan pada udang atau kepiting mempunyai 5 pasang kaki jalan. Kepala dan dada menyatu disebut sefalotoraks. Bagian kepala dan dadadilindungi oleh tameng, yaitu kulit keras yang disebut karapas. Kakinya dapat digunakan untuk berjalan, berenang, atau menempel di perairan.
Sistem pencernaannya dimulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
dan anus. Sisa metabolismenya keluar melewati kelenjar hijau. Sistem sarafnya menggunakan susunan saraf tangga tali, respirasinya menggunakan insang.
Jenis kelamin Crustaceae sudah dapat dipisahkan dan bersifat hermaprodit. Pembuahan terjadi secara internal, telur yang berisi zigot menetas menjadi larva, selanjutnya tumbuh menjadi dewasa melalui pergantian kulit berkali-kali.
b) Insekta
Kelompok Insekta atau serangga mempunyai species sangat banyak, hidupnya di darat dan air. Ukuran tubuhnya relatif kecil. Insekta sering disebut juga sebagai heksapoda, yaitu mempunyai kaki enam (3 pasang). Tubuh dibedakan atas kepala, dada, dan perut. Pada kepala terdapat
sepasang antena yang dapat digunakan untuk membau dan meraba. Terdapat juga mulut, mata majemuk (mata faset) ada yang bermata tunggal (oselus). Mulut insekta menurut fungsinya dibedakan menjadi empat tipe, yaitu tipe penjilat dan pengisap (lalat rumah), tipe pengisap (kupu-kupu), tipe penusuk dan pengisap (nyamuk), dan tipe penggigit (belalang).
Bagian dada terdiri atas 3 ruas dan terdapat 3 pasang kaki beruas-ruas, juga terdapat sayap. Adapun pada perut terdapat 6 sampai 11 ruas, pada ruas belakang posterior sebagai alat reproduksi. Pada Insekta betina terdapat alat peletak telur yang disebut ovipositor serta kantung untuk menyimpan sperma. Respirasinya menggunakan pembuluh trakea, yaitu udara dari luar masuk ke jaringan melalui pembuluh trakea. Jumlah jantungnya 5 buah dan sistem peredaran darahnya bersifat terbuka. Perlu Anda ingat, darah insekta hanya mengedarkan sari-sari makanan dan tidak berfungsi mengedarkan oksigen karena sudah dilakukan oleh pembuluh trakea. Sistem ekskresinya menggunakan pembuluh malphigi yang mengelilingi anus.
c) Arachnoidea (Labah-Labah)
Pada kelompok Arachnoidea, tubuhnya memiliki kepala (bersatu dengan dada disebut kepala dada) dan perut. Pada kepala terdapat sepasang kelisera, bentuknya meruncing dan ujungnya berlubang sebagai alat sengat berisi kelenjar racun, sepasang pedipalpus sebagai alat capit berbentuk seperti gunting, dan empat pasang kaki; tidak mempunyai antena, bernapas dengan paru-paru buku, trakea, atau kedua-duanya. Kelompok Arachnoidea terdiri atas 3 ordo, yaitu Scorpionidae, Arachnida, dan Acarina.
d) Myriapoda
Tahukah Anda binatang berkaki seribu, misalnya keluwing dan kelabang? Binatang ini sangat menakutkan karena bila menggigit dapat menyebabkan kematian. Tubuh lipan atau kelabang hanya terdiri atas kepala dan badan. Tidak ada bagian dada. Pada kepala terdapat sepasang mata tunggal, sepasang alat peraba besar, dan sepasang alat peraba kecil yang beruas-ruas. Setiap ruas badan belakang terdapat kaki berpasangan. Pada keluwing, setiap ruas badan terdapat dua pasang kaki yang dikenal dengan “kaki seribu”. Sedangkan pada kelabang terdapat sepasang kaki.
Myriapoda melakukan respirasinya menggunakan saluran trakea yang bermuara pada lubang-lubang kecil (stigma), letaknya pada dinding ruasruas tubuh. Lubang tersebut disebut spirakel. Sistem peredaran darahnya terbuka dan letak jantung pada bagian punggung. Sistem sarafnya adalah sistem saraf tangga tali.

Rabu, 17 Maret 2010

HORMONE


Hormon (dari bahasa Yunani, όρμή: horman - "yang menggerakkan") adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang mengatur homeostasis, reproduksi, metabolisme, dan tingkah laku.
Sistem hormone (sistem endoklin = sistem kelenjar buntu) yaitu sistem yang terdiri atas kelenjar-kelenjar yang melepaskan sekresinya ke dalam darah. Hormon berperan dalam pengaturan metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, mempertahankan homeostasis, reaksi terhadap stress, dan tingkah laku.
A. Kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam tubuh manusia :
1. Kelenjar hipofisis (kelenjar pituitari)
Kelenjar ini terletak pada dasar otak besar dan menghasilkan bermacam-macam hormon yang mengatur kegiatan kelenjar lainnya. Oleh karena itu kelenjar hipofisis disebut master gland. Kelenjar hipofisis dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian anterior, bagian tengah, dan bagian posterior
a) Hipofisis lobus anterior yaitu menghasilkan :
Ø Hormone tirotropin (Tiroid stimulating hormone, TSH) berfungsi memelihara pertumbuhan dan perkembangan kelenjar targetnya (tiroid kelenjar gondok) dan merangsang tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin
Andrenocorticotrophic (corticotropia, ACTH) berfungsi
Ø memelihara pertumbuhan dan perkembangan normal korteks adrenal dan merangsang untuk mengsekresikan kortisol dan glucocorticoid yang lain.
Gonadotropin, yang terdiri dari Follicle stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
Ø
Ø Somatotropic hormone (Ghowth hormone, GH) yaitu hormone yang menyebabkan pertumbuhan dari semua jaringan tubuh yang dapat tumbuh.
Prolaktin (Luteotropic hormone, LTH) berfungsi untuk merangsang sekresi kelenjar susu (glandula mamae)
Ø
b) Hipofisis lobus intermedia yaitu hormon perangsang melanosit atau melanosit Stimulating Hormon MSH). Apabila hormon ini banyak dihasilkan maka menyebabkan kulit menjadi hitam.
c) Hipofisis lobus posterior yaitu hormon yang dihasilkan :
Ø Hormone vasopressin atau antidiuretik hormone (ADH) yaitu berfungsi untuk mencegah pembentukan urine dalam jumlah banyak dan berpengaruh dalam pengaturan tekanan darah.
Hormon oksitosin yang berfungsi merangsang kontraksi yang kuat pada uterus sehingga penting dalam membantu proses kelahiran.
Ø
2. Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid ialah organ endokrin yang terletak di leher manusia. Fungsinya ialah mengeluarkan hormon tiroid. Antara hormon yang terpenting ialah Thyroxine (T4) dan Triiodothyronine (T3). Hormon-hormon ini mengawal metabolisma (pengeluaran tenaga) manusia
Kelenjar tiroid terdiri dari dua lobus, satu di sebelah kanan dan satu lagi disebelah kiri. Keduanya dihubungkan oleh suatu struktur ( yang dinamakan isthmus atau ismus. Setiap lobus berbentuk seperti buah pir. Kelenjar tiroid mempunyai satu lapisan kapsul yang tipis dan pretracheal fascia. Pada keadaan tertentu kelenjar tiroid aksesoria dapat ditemui di sepanjang jalur perkembangan embriologi tiroid.
Struktur ismus atau isthmus yang dalam bahasa latin artinya penyempitan merupakan struktur yang menghubungkan lobus kiri dan kanan. Posisinya kira-kira setinggi cincin trakea 2-3 dan berukuran sekitar 1,25 cm. Anastomosis di antara kedua arteri thyroidea superior terjadi di sisi atas ismus, sedangkan cabang-cabang vena thyroidea inferior ber-anastomosis di bawahnya. Pada sebagian orang dapat ditemui lobus tambahan berupa lobus piramidal yang menjulur dari ismus ke bawah
Darah ke kelenjar tiroid dibekalkan oleh arteri superior thyroid yang merupakan cabang pertama arteri external carotid(ECA). Arteri ini menembusi pretracheal fascia sebelum sampai ke bahagian superior pole lobe kelenjar tiroid. Saraf laryngeal terletak berhampiran(di belakang) arteri ini, jadi jika dalam pembedahan tiroidektomi, kemungkinan besar saraf ini terpotong jika tidak berhati-hati.
Kelenjar tiroid juga dibekalkan oleh arteri inferior thyroid yang merupakan cabang daripada thyrocervical trunk(cabang daripada arteri subclavian). Dalam 3% populasi manusia, terdapat satu lagi arteri ke kelenjar tiroid, iaitu arteri thyroid ima.
Sel tiroid adalah satu-satunya sel dalam tubuh manusia yang dapat menyerap iodin atau yodium yang diambil melalui pencernaan makanan. Iodin ini akan bergabung dengan asam amino tirosin yang kemudian akan diubah menjadi T3 (triiodotironin) dan T4 (triiodotiroksin). Dalam keadaan normal pengeluaran T4 sekitar 80% dan T3 15%.
Sedangkan yang 5% adalah hormon-hormon lain seperti T2.
T3 dan T4 membantu sel mengubah oksigen dan kalori menjadi tenaga (ATP = adenosin tri fosfat). T3 bersifat lebih aktif daripada T4. T4 yang tidak aktif itu diubah menjadi T3 oleh enzim 5-deiodinase yang ada di dalam hati dan ginjal. Proses ini juga berlaku di organ-organ lain seperti hipotalamus yang berada di otak tengah.
Hormon-hormon lain yang berkaitan dengan fungsi tiroid ialah TRH (tiroid releasing hormon)dan TSH (tiroid stimulating hormon). Hormon-hormon ini membentuk satu sistem aksis otak (hipotalamus dan pituitari)- kelenjar tiroid. TRH dikeluarkan oleh hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar pituitari mengeluarkan TSH. TSH yang dihasilkan akan merangasang tiroid untuk mengeluarkan T3 dan T4. Oleh karena itu hal yang mengganggu jalur diats akan mentyebabkan produksi T3 dan T4
3. Kelenjar langerhans (pancreas)
Pulau langerhans mempunyai sel-sel alfa dan beta.
a) Sel-sel alfa menghasilkan glukogon yang berfungsi meninggikan gula darah
b) Sel-sel beta menghasilkan hormone insulin yang berfungsi mengubah gula darah menjadi gula otot (menurunkan gula darah)
c) Selain itu pancreas juga menghasilkan kelenjar pencernaan.
4. Kelenjar paratiroid
Kelenjar ini menghasilkan hormone paratormon (PTH), yang terletak menempel pada permukaan kelenjar tiroid dan berjumlah 4 buah.
Hormon paratormon (PTH) berperan dalam metabolisme kalsium dan fosfot di dalam darah. Kekurangan hormone paratiroid dapat mengakibatkan gejala kekejangan otot.
5. Kelenjar anak ginjal (kelenjar adrenal, suprarenalis)
Kelenjar anak ginjal terletak menempel di atas ginjal, yang terdiri atas 2 bagian, yaitu :
a) Bagian korteks
Menghasilkan hormone deoksikortison dan kortison. Kekurangan hormone ini dapat menimbulkan penyakit Addison yang dapat mengakibatkan kematian.
b) Bagian medula
Menghasilkan adrenalin (epinefrin). Hormon adrenalin berfungsi
Untuk mengubah gula otot (glikogen) menjadi gula darah (glukosa)
Ø
Menyempitkan pembuluh darah sehingga menaikkan tekanan darah
Ø
Bersama dengan hormone insulin, adrenalin mengatur kadargula darah sampai 0,1%.
Ø
6. Kelenjar kelamin
a) Kelenjar kelamin pria (testis)
Testis mempunyai 2 fungsi utama menghasilkan sel-sel mani (sperma) oleh tubulus seminifelus dan sekresi hormone jantan (antrogen) yaitu hormone testosterone oleh sel-sel leyding.
Hormon testosterone berfungsi untuk mempengruhi spermatogenesis (pembentukan sperma) dan menimbulkan sifat-sifat seks sekunder pada pria seperti suara yang besar, tumbuh cambang, dan lain-lain
b) Kelenjar kelamin wanita (ovarium)
Ovarium dapat menghasilkan ovum (sel telur) dan hormone-hormon ekstrogen dan progesterone.
Estrogen berpengaruh pada :
Pematangan sel-sel kelamin
Ø
Pertumbuhan alat kelamin
Ø
Pemeliharaan sistem reproduksi
Ø
Menimbulkan tanda-tanda seks sekunder pada wanita
Ø
Progesteron dihasilkan oleh korpus leuteun yaitu badan kuning di dalam ovarium. Progesteron berfungsi :
Mempengaruhi kontraksi otot rahim
Ø
Ø Pada endometrium uterus berfungsi mempersiapkan untuk nidasi bloktostocyst dan mempercepat pertumbuhan kelenjar pada endonetrium uterus.
http://biologi-staincrb.web.id/blog/makalah-anatomi-dan-fisiologi-hewan-hormon-pada-manusia

Jumat, 12 Maret 2010

EPITHELIUM

Untuk mempelajarinya diperlukan pengetahuan mendasar tentang jenis-jenis jaringan yang ada dalam tubuh, khususnya jaringan epitel. Dalam jaringan, pada umumnya terdapat 3 komponen dasar yang menyusunnya yaitu

  1. Sel : merupakan komponen yang bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan Unit Struktural dan Fungsional yang terkecil dari organisme.
  2. Substansi interseluler : bersifat tidak hidup dan sebagai hasil produksi sel. Sebagai nampak dari peranannya maka substansi ini terdapat diantara sel-sel dalam jaringan. Bentuk fisiknya : dapat sebagai substansi dasar, karena tidak berbentuk dan dalam keadaan setengah padat. Juga dapat sebagai serabut.
  3. Cairan : merupakan komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan limfa cairan jaringan dan sebagainya.
Jaringan epitel, merupakan sistem yang tersusun oleh 2 macam komponen pokok yaitu
  1. Sel yang telah mengalami diferensasi khas.
  2. Substansi interselular yaitu bahan antara sel-sel,yang bersifat khas pula dan merupakan penunjang bagi sel dalam jaringan.

Bab II
JARINGAN EPITEL
Jaringan ini terdiri dari kumpulan atau deretan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga membentuk suatu lembaran/ lapisan yang substansi interselulernya sangat sedikit dan tipis atau tidak punya, dan cairannya sangat sedikit. Deretan sel ini melapisi permukaan jaringan atau alat, baik dari luar maupun dalam organ (melapisi rongga alat), tapi juga digunakan untuk kelenjar.
Istilah Epithelium berasal dari kata epi yang berarti di atas dan thele berarti punting (nipple). Istilah persebut untuk pertama kali digunakan terhadap suatu lapisan pada permukaan bibir yang tembus cahaya. Dibawah lapisan tersebut terdapat punting-punting (papilae) jaringan pengikat yang banyak mengandung kapiler darah.
Jaringan epitel tidak berdiri terlepas, tetapi melekat erat pada jaringan di bawah deretan sel, jaringan ini dinamakan membrana basalis, tempat sel epitel melekat.
Membrana basalis ini dahulu dianggap sebagai kondensasi substitusi dasar jaringan ikat di bawah epitel yang langsung berhubungan dengan jaringan epitel. Sekarang membrana basalis dianggap sebagai hasil produksi langsung sel epitel. Membrana basalis tidak dapat dilihat dengan mikroskop optik dengan teknik pewarnaan Haematoksilin-Eosin (H.E.), Membrana basalis bersifat permeabel, sehingga zat makanan dari jaringan dibawahnya dapat merespon epitelium melalui membrana ini.

Mikroskop elektron memperlihatkan, bahan membrana basilis tersusun oleh:

  1. Lamina basalis, yang merupakan lapisan di bawah sel epitel setebal 500-800 A terdiri atas filamen tipis dengan diameter 30-40 A Filamen membentuk anyaman dalam substansi dasar membrana basalis dan berhubungan langsung dengan membran dasar sel epitil terdekat.
  2. Lamina fibroretikularis, yang merupakan serabut kecil-kecil sebagai serabut retikuler, di sebelah luar lamina basalis.
  3. Substansi dasar yang mengandung protein polisakarida.
Gambar Membrana Basalis (Mikroskop Elektron)
A: Lamina Basalis; B: Lamina fibro retikuler; C: Serabut kolagen; D: Membrana Basalis
Epitel berasal dari lembaran/ lapisan embrio yaitu dari lapisan ektoderm misalnya epitel permukaan kulit tubuh. Dari lapisan entoderm misalnya epitel dinding duodeum. Dari lapisan mesoderm ada 2 yaitu : Endothelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah,jantung dan pembuluh limfe., Mesothelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu seperti misalnya melapisi peritoneum, pleura, dan perikardium. Dalam perkembangan, pada suatu tempat epitel dapat melekuk, menjadi batang atau pipa sehingga menjadi epitel kelenjar.
ASAL-USUL EPITEL.
Sebagian besar epitel tumbuh dari lapisan ektoderm dan entoderm, walaupun ada sejumlah epitel yang berasal dari mesoderm. Dari lapisan ektoderm misalnya epitel kulit dan derivatnya seperti rambut, bulu, cakar, kuku, tanduk, jengger, gelambir, invaginasi kulit. Dari lapisan endoderm : melapisi bagian dalam tubuh, misalnya epitel dinding duodenum. Pada umumnya mesoderm yang terdapat di antara ektoderm dan entoderm embrio akan menjadi jaringan pengikat atau otot. Sedangkan epitel yang berbentuk membran dan berasal dari mesoderm ada 2 yaitu : endotelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi permukaan dalam pembuluh darah, jantung dan pembuluh limfe. Mesotelium yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu seperti misalnya melapisi peritonium, pleura dan perikardium. Dalam perkembangan, pada suatu tempat epitel dapat melekuk, menjadi batang atau pipa sehingga menjadi epitel kelenjar.

Dari uraian ini maka jaringan epitel dapat menjadi 2 kelompok yakni :
I. Epitel pelapis yaitu epiteliumsuperfisiale yang bersifat membran atau lembaran/lapisan.
II. Epitel kelenjar yaitu epitelium glandulare.

I. EPITEL PELAPIS :

Epitel ini dapat dikelompokan dan diberi nama berdasarkan patokan tertentu.
1. Berdasarkan bentuk sel epitel:

  • Epitelium squamousum dengan epiteliocytus squamous: pipih/gepeng
  • Epitelium kuboideum dengan epiteliocytus cuboideus.: kuboid.
  • Epitelium kolumnar dengan epiteliocytus columnaris: silindris.
Untuk melihat bentuk sel epitel tersebut tidak cukup melihat dari arah permukaan epitil yang kebanyakan berbentuk poligonal. Namun yang penting bentuk pada potongan tegak lurus permukaannya.

Sel pipih/ gepeng/ squamous:
Karena berbentuk sebagai sisik ikan maka disebut sel squamuos. Dengan demikian ukuran tinggi/tebal kurang dari ukuran panjang dan lebar selnya. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang), epitel tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti lebih menebal. Sedangkan apabila dilihat dari permukaan epitil tampak sel-selnya berbentuk poligonal
Gambar Epitel pipih selapis
Sel kuboid:
Mempunyai ukuran tebal dan panjang yang sama sekarang nampak sebagai bujur sangkar. Biasanya inti berbentuk bulat terletak ditengah sel. Dari permukaan, epitel bentuk selnya nampak poligonal.

Gambar epitelium kuboid selapis.
Sel kolumner/silindris:
Mempunyai ukuran tinggi yang melebihi ukuran lebarnya. Dari permukaan epitelnya nampak selnya berbentuk poligonal biasanya inti yang berbentuk oval terletak agak kearah basal.

Gambar epitel silindris selapis.

2. Berdasarkan Jumlah Lapisan Sel Epitel:

  • Epitelium simpleks: selapis (seperti contoh gambar di atas)
  • Epitelium stratifikatum/kompleks: berlapis-lapis. Berlapis, hanya sel-sel dasar (basal) saja mencapai membrana basalis.

Gambar skematis tipe-tipe epitelium


  • Epitelium pseudostratifikatum/pseudokompleks: Semua berlapis. Melihat letak deretan inti sel-sel,seakan-akan epitel ini berlapis,namun sebenarnya tidak berlapis, sebab semua sel bersandar pada membrana basilis : hanya ukuran tinggi sel-sel berbeda-beda.


Gambar Epitel Pseudokompleks bersilia.


  • Epitelium transitionale: Epitil peralihan. Jenis epitil ini terutama dimiliki oleh alat berongga yang dapat mekar jika bertambah isi. Oleh karena itu bentuk sel berlapis yang kolumner dapat berubah menjadi kuboid rendah jika alat penuh isi. Ciri khas epitil ini adalah bahwa lapisan permukaan yang membatasi lumen dilengkapi dengan sel-sel khusus,berbentuk bulat,yang akan menjadi sel payung jika alat mengembang. Contoh dijumpai pada ureter dan Vesika urinaria.

Gambar epitel transisional

3. Berdasarkan Jumlah dan Bentuk Sel Epitel dikenal:

  • Epitelium simpleks squamosum/epitel selapis pipih. Contoh : lapisan luar kapsula glomeruli pada ginjal, labyrinth, endotelium, permukaan dalam menbrana tympani, retetestis, vasa darah dan limfa, duktus alveolaris dan alveoli paru, mesotelium rongga tubuh,pars descendens ansa henle pada ginjal. Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam satu lapisan.
Gambar epitelium pipih selapis


  • Epitelium simpleks kuboideum/epitel kuboid selapis susunannya terdiri atas selapis sel yang berbentuk kuboid dengan inti yang bulat ditengah. Contoh : pada plexus choroideus di ventriculus otak, folikel glandula thyroidea, epitel germinativum pada permukaan ovarium, epitel pigmentosa retinae, ductus exretorius beberapa kelenjar.
Gambar epitelium kubus selapis


  • Epitelium simpleks columnare/epitel silindris selapis: susunannya terdiri atas selapis sel-sel yang berbentuk silindris dengan inti yang berbentuk oval tampak terletak pada satu deretan. Contoh : pada permukaan selaput lendir tractus digestivus dari lambung sampai anus, vesica fellea, ductus exretorius beberapa kelenjar. Epitel pada permukaan usus selain berfungsi sebagai pelindung juga berfungsi sebagai sekresi,karena diantarannya terdapat sel-sel yang mampu menghasilkan lendir. Bahkan pada beberapa tempat terdapat hampir seluruh epitelnya terdiri atas sel kelenjar yang berbentuk sebagai piala,sekarang dinamakan sel piala (goblet sel)

Gambar Epitelium silindris selapis dengan goblet sel


  • Epitelium squamosum compleks/epitelium stratificatum squamosum/epitel gepeng berlapis: Epitel ini lebih tebal dari epitel selapis. Pada potongan tegak lurus permukaan (melintang) terlihat berbagai bentuk sel yang menyusunnya, walaupun disebut epitel gepeng. Yang berbentuk gepeng hanyalah sel-sel yang terletak pada lapisan permukaan,sedangkan sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak lebih dalam bentuknya berubah. Sel-sel yang terletak paling basal berbentuk kuboid atau silindris melekat pada membrana basalis. Diatas sel-sel silindris ini terdapat lapisan sel yang berbentuk polihedral yang makin mendekati permukaan makin memipih.Epitel jenis ini sangat cocok untuk berfungsi proteksi,tetapi sebaliknya kurang cocok untuk fungsi sekresi. Oleh karena itu, apabila pada permukaan epitel gepeng berlapis terdapat cairan, bukanlah berasal dari epitil itu sendiri melainkan berasal dari kelenjar yang terdapat dibawah epitil. Karena berlapis dan tebal,maka kemungkinan timbul gangguan nutrisi.Sekarang epitil jenis ini dibedakan 2 macam yaitu :
  • Epitelium stratificatum squamosum noncornificatum/epitel gepeng berlapis tanpa keratin (tanpa penandukan). Epitel ini terdapat pada permukaan basal,misalnya pada covum oris, oesofagus, cornea, conjuntiva, vagina dan urethrae feminina.
.
Gambar epitel pipih berlapis tanpa penandukan
  • Epitelium stratificatum squamosum cornificatum/epitel gepeng berlapis berkeratin penandukan). Struktur epitel ini mirip dengan epitel gepeng berlapis tanpa keratin, kecuali sel-sel permukaannya mengalami perubahan menjadi suatu lapisan yang mati yang tidak jelas lagi batas-batas selnya. Lapisan permukaan tersebut merupakan lapisan keratin. Jenis epitel ini diketemukan pada permukaan epidermis kulit.

Gambar epitel pipih berlapis yang mengalami penandukan
Mempelajari epitel gepeng berlapis dapat dilihat lapisan-lapisan sel pada epidermis kulit sebagai berikut :

  • Stratum basale : merupakan lapisan dasar,sel berbentuk silindris pendek atau kubus. Dalam sitoplasmannya terdapat butir-butir pigmen melanin.
  • Stratum spinosum : lapisan ini terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk polihedral. Pada pengamatan dengan mikroskop cahaya terlihat seakan-akan selnya berduri (spina) yang sebenarnya disebabkan adanya bangunan yang disebut desmosome.
  • Stratum granulosum : lapisan ini terdiri atas 2-4 lapis sel yang berbentuk belah ketupat dengan sunmbu panjangnya sejajar permukaan. Didalam sel-selnya terdapat butir-butir keratolin,oleh karena mulai lapisan ini terjadi perubahan-perubahn faali.
  • Stratum lusidum : lapisan ini kadang-kadang tidak jelas karena tampak sebagai garis jernih yang homogen. Sebenarnya lapisan ini terdiri atas sel-sel tidak berinti yangtelah mati yang mengandung zat yang dinamakan eleidin dalam sitoplasmanya.
  • Stratum korneum : merupakan lapisan yang teratas dari epidermis. Pada lapisan ini zat eleidin telah berubah menjadi keratin. Bagian terluar dari lapisan ini, bagian-bagian epidermis dilepaskan sehingga merupakan lapisan tersendiri yang dinamakan stratum disjunctum.
  • Epitelium silindrikum kompleks/epitel silindris berlapis/stratified columnar epithelium. Epitel ini terdiri atas beberapa lapisan sel dengan lapisan yang teratas berbentuk silindris dan bagian basal selnya tidak mencapai membrana basalis. Lapisan sel-sel dibawah sel silindris berbentuk lebih pendek bahkan bagian yang terbawah berbentuk kuboid. Contoh : pada fornix conjunctiva, urethrae pars kavernosa, peralihan oropharynx ke larynx. Pada permukaan sel dari lapisan teratas dilengkapi dengan silia, misalnya pada facies nasalis falatum molle, larynx dan esofagus dari fetus.


Gambar epitel silindris berlapis (terlihat melapisi dinding lumen)


  • Epitelium kuboideum kompleks/epitel kubus berlapis.Merupakan epitil berlapis yang terdiri atas sel-sel permukaan yang berbentuk kuboid.
Contoh : pada dinding antrum folikuli ovarii, duktus exkretorius glandula parotis.
Gambar Epitelium kuboid berlapis.


  • Epitelium cylindricum pseudocompleks/epitel silindris bertingkat/epitil silindris berlapis semu. Epitil ini sepintas lalu, mirip epitil berlapis, namun apabila diperhatikan secara seksama ternyata tidak berlapis. Epitil jenis ini pun mempunyai modifikasi dengan adanya silia pada permukaan sel yang berukuran tinggi sehingga epitil ini disebut epitil silindris berlapis semu bersilia. Contoh : dijumpai pada trachea, broncus yang besar, ductus deferens.



Gambar Epitel silindris berlapis semu

EPITEL KHUSUS


  1. Epitel bersilia: ada 2 macam silia yaitu silia bergerak (kinosilia), gerak sendiri contoh pada spermatozoa dan gerak zat lain contoh pada sel respiratorius dan oviduk. Silia tidak bergerak (stereosilia), seperti mikrovili panjang-panjang saling bergandengan melalui anastomosis yang fungsinya memperluas permukaan skretorik. Contoh pada duktus epididimis.
  2. Neuroepitelium: Sel epitel ini mengalami deferensiasi sehingga dapat menghantarkan stimulus, mempunyai rambut seperti silia. Contoh dapat dijumpai pada organ gustus (pengecap), epitel olfaktorius.
  3. Epitel berpigmen: epitel yang berfungsi dalam penangkapan sinar matahari. Contoh pada retina mata.
  4. Myoepitelium: epitel ini mengandung myofibril (serabut otot) sehingga dapat berkontraksi. Terbentuk dari sel mio-epitel, dimana sel ini terdapat antara kutub dasar sel epitel kelenjar dan membrana basalis, berbentuk bintang memeluk sel kelenjar, mengandung filamen kontraktil, sel ini dianggap ikut membantu “memeras” sekret keluar dari kelenjar. Disebut juga sebagai sel keranjang karena sel mioepitel diduga berfungsi membantu mendorong sekrit kelenjar ke dalam ductus excretorius, apalagi terlihat bahwa tonjolan-tonjolan sitoplasmanya yang panjang mengelilingi Pars secretoria membentuk anyaman sebagai keranjang.
  5. Endotelium: Epitel ini mempunyai bentuk pipih selapis, menjadi dinding terdalam dari pembuluh darah dan limfe. Fungsi endotelium sebagai media pertukaran zat antara pembuluh darah dengan ruang jaringan ikat.
  6. Mesotelium: Bentuk epitel ini mirip dengan endotelium, yang merupakan susunan sel-sel yang membatasi rongga tubuh yang besar yang juga menutupi beberapa organ tertentu misalnya yang melapisi peritoneum, pleura dan pericardium.
  7. Retikuler epitelium: epitel ini membentuk jala / retikuler. Contoh dapat dijumpai pada timus dan organ-organ pembentuk darah.
  8. Synsisium: merupakan epitel dengan batas sel mengabur. Pada pembentukan epitel, batas samping sel-sel dapat mengabur, sukar dilihat, sehingga pada pemeriksaan preparat dengan pengecatan Haematoksilin-Eosin (HE), epitelnya hanya dapat dikenal dengan melihat inti-inti sel yang berderet-deret. Contoh pada vili choriales plasenta.

STRUKTUR KHUSUS PADA PERMUKAAN SEL EPITEL

Pengkhususan struktur pada permukaan sel epitel merupakan modifikasi pada permukaan lateral, bagian basal dan bagian apeks. Terjadinya modifikasi untuk berbagai fungsi seperti mengikat epitelium yang satu dengan yang lainnya, difusi antar sel, untuk penghalang (barier) antar sel, masuknya zat-zat dari lumen yang dibatasi oleh jaringan dibawahnya, untuk komunikasi antar sel, untuk mengisi celah antar sel pada tempat tertentu dan merambatkan listrik.

Modifikasi pada permukaan lateral/ sisi sel epitel.

Merupakan hubungan antar sel-sel epitel yaitu cara perlekatan satu sel dengan tetangga bermacam-macam disebut junctio intercellularis, ada 2 macam yaitu Junctio intercellularis simpleks dan Junctio intercellularis kompleks. Junctio intercellularis simpleks: sederhana, berupa gambaran serupa jari-jari kedua tangan yang saling terjalin disebut junctio intercellularis digitiformis, yang berfungsi memperluas dan memperkuat perlekatan antar sel. Contoh pada epitelium pipih selapis. Sedangkan junctio-intercellularis kompleks merupakan bangunan yang cukup kompleks disebut “Junctional Complex” yaitu: Zonula occludens (Tight Junction), Zonula adhaerens (Intermediate junction), Desmosome (Macula adhaerens), Nexus (Gap junction).
Istilah Macula merupakan daerah kecil berupa bercak sedangkan Zonula dimaksud apabila daerah tersebut melingkari sel sebagai gelang. Istilah Adhaerens dimaksudkan untuk struktur khusus pada membran sel yang berdekatan dengan jarak antara 200 A- 250 A, di dalam celah antara sel tersebut berisi bahan yang diduga berguna untuk melekatkan satu sama lain. Istilah Occludens diterapkan untuk sel-sel yang berhadapan sedemikian dekatnya sehingga masing-masing membran plasmanya berhimpitan langsung tanpa dipisahkan oleh celah. Gap junction merupakan bentuk hubungan antar sel yang dipisahkan oleh celah yang sempit sebesar 20 A.

Zonula occludens/ Tight junction/ Pentalaminar junction:
Terletak pada permukaan epitel, dimana celah antara 2 sel sangat sempit karena membran sel melebur. Mempunyai daya penutup, sehingga bahan ekstrasel tidak mungkin melintas dari bagian permukaan ke bagian dasar epitel. Jadi fungsi Zonula occludens rupanya untuk memisahkan celah ekstraselluler dengan lumen yang dibatasi oleh epitel bersangkutan. Dengan demikian pengangkutan bahan-bahan dari lumen haruslah melalui permukaan bebas sel.

Zonula adhaerens/Intermediate junction:
Letaknya di bawah zonula occludens, dimana ada suatu ruang yang memisahkan membran tersebut sebesar 150 A dan terisi oleh polisakarida yang padat. Fungsinya untuk perlekatan mekanik antar sel yang berdekatan pada epitel atau jaringan lain (sebagai rangka sel) dan membantu proses pengaliran zat-zat.

Desmosome/ Macula adhaerens.
Letaknya di bawah zonula adhaerens, biasanya berbentuk bulat atau oval. Bentuk hubungan tersebut memberikan kesan bahwa dua sel yang berdekatan tersebut menempel satu sama lain. Di daerah tersebut membrana plasma dari kedua sel berjalan sejajar dengan jarak 200 A – 250 A. Sitoplasma di dekat bangunan tersebut tampak lebih padat elektron, tetapi lebih ke dalam sitoplasmanya kurang padat dengan mengandung filamen. Diungkapkan bahwa filamen tersebut tidak berakhir dalam bagian yang padat elektron melainkan memutar kembali sebagai huruf “U”. Adanya bahan glikoprotein dalam celah ekstraseluler terbukti bahwa di daerah tersebut terwarnai. Di tengah-tengah celah tersebut terdapat lapisan padat elektron yang memisahkan, tetapi belum jelas bahan apa yang menyusunnya. Fungsi desmosome rupanya sebagai tempat penempelan mekanik antar 2 sel yang berdekatan. Sebagai contoh banyak dijumpai pada epitel berlapis yang banyak mengalami tekanan seperti pada epitel dermis dan pada cervix, juga epitel simpleks kolumner.

Nexus/Gap junction/Macula communicans.
Termasuk hubungan interseluler yang mempunyai katagori hubungan komunikasi antar sel. Terdapat sebagai celah antara sel endotel pada dinding kapiler. Sel ini banyak memiliki mikrofilamen kontraktil, sehingga diduga sel sendiri juga kontraktil. Ini berakibat bahwa lebar celah tersebut dapat diatur sesuai dengan keperluan pertukaran zat melalui dinding kapiler. Pada beberapa jaringan, penggandengan sel melalui nexus menunjukkan fungsi yang menonjol. Misalnya penggandengan secara listrik akan mensinkronkan kontraksi otot jantung dan otot polos yang perlu untuk peristaltik.

Modifikasi pada permukaan basal sel epitel.

Membrana basalis:
Merupakan kondensasi bahan mukopolisakarida dan protein yang terdapat di bawah permukaan basal semua epitel, walaupun ketebalannya tidak selalu sama. Membrana basalis yang paling tebal terdapat di bawah epitel yang sering mengalami gesekan seperti misalnya epidermis kulit.
Invaginasi basal:
Merupakan bagian basal dari membran terlihat sebagai bangunan yang berkelok-kelok. Fungsinya untuk memperluas permukaan sekresi dan absorbsi. Contohnya pada sel-sel tubuli ginjal.
Caveolae:
Pada bagian basal dari sel ada bangunan seperti tonjolan ke dalam.
Hemidesmosome:
Bangunan yang terdapat di bagian dasar sel epitelyang berdekatan dengan jaringan pengikat di bawahnya, dimana bentuknya menyerupai desmosome tetapi hanya separuh.

Modifikasi pada permukaan apex/ permukaan bebas sel epitel.

Mikrovili.
Merupakan tonjolan sitoplasma berbentuk silindris yang terdapat pada permukaan bebas sel epitel. Tonjolan-tonjolan tersebut dinamakan berbeda-beda. Misalnya yang terdapat pada tubulus kontortus proksimalis, pleksus khoroideus dan plasenta sebagai brush border, karena berbentuk bulu sikat. Sedangkan tonjolan yang terdapat pada epitel usus dinamakan striated border, karena tampak bergaris-garis. Fungsi mikrovili yaitu memperluas permukaan agar dapat meningkatkan daya absorbsi sel-sel epitel usus. Pada permukaan mikrovili usus terdapat enzim yang berguna untuk memecahkan bahan-bahan makanan agar dapat diabsorbsi.

Stereosilia.
Merupakan jenis mikrovili yang berukuran sangat panjang. Jenis mikrovili ini terdapat pada permukaan epitel duktus epididimis dan duktus deferens yang berfungsi mengatur keadaan lingkungan untuk pematangan spermatozoa.

Kinosilia.
Biasanya dinamakan sebagai silia saja, merupakan tonjolan yang berbentuk sebagai bulu halus dan bersifat motil (bergerak). Kemampuan bergerak tersebut disebabkan karena adanya struktur khusus yang berbeda dengan stereosilia. Sebuah silium tertanam dalam suatu bangunan yang dinamakan korpuskulum basale. Apabila dibuat potongan melintang melalui batang di luar sel, di dalamnya terdapat susunan mikrotubuli yaitu sepasang di tengah dan 9 pasang di sekelilingnya. Silia dapat diketemukan pada epitel traktus respiratorius, oviduk dan uterus.

Krusta.
Merupakan pemadatan sitoplasma di dekat permukaan bebas sel epitel misalnya pada epitel transisional dengan maksud melindungi sel terhadap pengaruh kimiawi di luarnya.

Kuticula.
Merupakan bahan yang disekresikan oleh sel epitel yang kemudian diletakkan sebagai kerak di luar sel epitel. Ini dapat ditemukan sebagai kapsula lentis.

Sel epitel yang mampu mengeluarkan sekret disebut sel kelenjar atau epitheliocytus secretorius atau glandulocytus. Jika sel-sel ini membentuk epitel maka terjadilah epithelium glandulare. Epitel ini bersama dengan jaringan lain dapat membentuk kelenjar atau glandula.
KLASIFIKASI KELENJAR
Berdasarkan pemanfaatan hasil kelenjarnya secara garis besar dibedakan menjadi kelenjar eksokrin dan 
kelenjar endokrin. Krin berasal dari kata krinos yang berarti memisahkan atau menghasilkan. Kelenjar 
eksokrin dimaksudkan untuk kelenjar-kelenjar yang biasanya mempunyai saluran keluar untuk mengangkut 
hasil kelenjarnya yang selanjutnya bermuara pada permukaan dalam dan luar tubuh. Apabila hasilnya 
diangkut oleh pembuluh darah atau pembuluh limfa, maka kelenjar demikian dimasukkan kedalam kelenjar endokrin atau kelenjar hormon. Karena kelenjar hormon tidak memiliki saluran keluar kadang-kadang dinamakan juga sebagai kelenjar buntu dan hasilnya dinamakan hormon. Namun bagi beberapa kelenjar endokrin yang tidak 
mempunyai saluran keluar tidak dapat dimasukkan sebagai kelenjar hormon.
Kedua jenis kelenjar yang disebutkan diatas kesemuanya berasal dari membran epitel yang menutupi permukaan,yang pada suatu saat tumbuh masuk ke dalam jaringan pengikat dibawahnya. Kelompok sel-sel epitel 
yang mengadakan invasi tersebut selanjutnya memperbanyak diri dan berdiferensasi untuk membentuk 
kelenjar. Biasanya dalam pembentukan kelenjar eksokrin masih tetap dipertahankan hubungannya dengan 
epitel permukaannya, sedang untuk kelenjar endokrin sudah tidak lagi berhubungan.
Kelenjar eksokrin : kelenjar ini melepaskan sekret melalui saluran kelenjar (duktus ekskretorius), 
misalnya kelenjar ludah atau langsung dalam rongga alat berdekatan, misalnya pada kelenjar dinding usus. 
Sel penghasil sekret dinamakan eksokrinosit.
Kelenjar endokrin: kelenjar ini melepaskan sekret langsung ke dalam pembuluh darah atau limfe, dan diangkut ke alat atau jaringan sasaran. Contoh pada kelenjar thyroidea, kelenjar suprarenalis. Sel penghasil sekret atau hormon dinamakan endokrinosit.
Berdasarkan jumlah sel, kelenjar digolongkan menjadi Kelenjar uniseluler:
Kelenjar ini hanya tersusun oleh 1 sel. Kelenjar jenis ini tidak mempunyai saluran keluar, karena biasanya 
terdapat pada epitel permukaan, misalnya pada epitel usus sebagai sel piala atau sel cangkir 
atau “goblet cell”.Kelenjar multiseluler:
Terdiri atas banyak sel, umumnya membentuk kelenjar.
Berdasarkan letak kelenjarnya terhadap epitel permukaan, maka jenis kelenjar ini dibedakan menjadi:
Kelenjar intraepitelial, yaitu membentuk kelompok sel kelenjar pada epitel permukaan tanpa saluran kelenjar (lihat gambara). Kelenjar jenis ini dapat dijumpai pada epitel mukosa lambung dan rongga hidung.

Kelenjar ekstraepitelial; jenis kelenjar ini merupakan kelenjar yang terdapat dalam jaringan pengikat. 
Pada kelenjar jenis ini, dapat dibedakan 2 bagian yaitu: Pars secretoria adalah bagian yang menghasilkan 

sekrit dan Duktus ekskretorius adalah saluran yang menampung sekrit dari pars sekretoria.
Berdasarkan bentuk Pars sekretorianya, dapat dibedakan menjadi: Kelenjar tubuler, yang berbentuk pipa., Kelenjar alveoler yang berbentuk sebagai labu., dan Kelenjar asiner yang bentuknya mirip kelenjar alveoler tetapi lebih bulat. Kelenjar tubuler masih dibedakan menjadi : tubuler lurus, tubuler bergelung dan tubuler bercabang.
Berdasarkan jumlah lapisan sel epitel Pars sekretorianya, dibedakan menjadi:
Kelenjar monotyche, yang terdiri atas 1 lapis sel (misalnya pada kelenjar keringat) dan Kelenjar polyotyche, 
yang terdiri atas beberapa lapis sel (misalnya kelenjar sebasea).
Berdasarkan bentuk duktus excretoriusnya, dapat dibedakan: Kelenjar sederhana, karena duktus 
ekskretoriusnya tidak bercabang dan Kelenjar kompleks, karena duktus ekskretoriusnya bercabang-cabang. Dengan memperhatikan bentuk Pars sekretoria dan duktus exkretorius , dalam tubuh dikenal berbagai jenis 
kelenjar yaitu:
1. Kelenjar tubuler sederhana (Simple tubular gland):
a. Kelenjar tubuler lurus (misal: kelenjar usus besar)
b. Kelenjar tubuler bergelung (misal: kelenjar sudorifera)
c. Kelenjar tubuler bercabang (misal: kelenjar uterina)
2. Kelenjar tubuloalveoler sederhana (simple tubuloalveolar gland): kelenjar ini terdapat selalu bercabang (misal: kelenjar sub-mandibularis, kelenjar duodenalis brunneri).
3. Kelenjar alveoler sederhana (simple alveolar gland): contohnya pada kelenjar sebasea yang terdapat pada kulit dan kelenjar meibomi pada kelopak mata.
4. Kelenjar tubuler kompleks (compound tubular gland) : Kelenjar ini mempunyai pars skretoria yang berbentuk 
tubuler dengan saluran keluarnya yang bercabang yang akhirnya bermuara dalam satu saluran utama. Contoh pada testis.
5. Kelenjar tubulo-alveoler kompleks (Compound tubulo-alveolar gland): Kelenjar ini mempunyai pars sekretoria berbentuk alveoler dan beberapa saluran keluar yang bermuara dalam saluran keluar utama. Contoh pada kelenjar parotis, kelenjar submandibularis.
Berdasarkan cara pembentukan dan pelepasan sekret dikenal:
Kelenjar Merokrin: Isi lain sel kelenjar tidak diikutsertakan dalam sekret, sehingga sel 
sama sekali tidak rusak.Contoh pada Pars exocrin Pancreatis, kelenjar sudorifera.
Kelenjar Holokrin: Semua isi sel diikutsertakan dalam sekret. Contoh pada kelenjar sebasea (
kelenjar minyak), Sel-sel gamet jantan dan betina.
Kelenjar Apokrin: Pada sekret diikutsertakan isi bagian puncak sel, yang menjadi rusak. 
Contoh pada kelenjar axillaris, kelenjar sirkumanale.
Berdasarkan sifat sekretnya, kelenjar eksokrin dapat dibedakan menjadi:
Kelenjar Sitogen yaitu kelenjar yang menghasilkan sel-sel sebagai sekretnya. Contoh pada testis dan ovarium.
Kelenjar Nonsitogen, yaitu kelenjar yang hasilnya tidak mengandung sel-sel. Dari jenis kelenjar ini , 
dibedakan menjadi: Kelenjar Mukosa, kelenjar Serosa dan kelenjar Seromukosa (campuran).
Kelenjar Mukosa.
Sekret kelenjar mukosa bersifat kental. Bentuk sel kelenjarnya piramidal dengan bagian puncahnya berisi tetes-tetes bahan musinogen atau premusin sebagai bahan pembentuk lendir. Inti sel berbentuk gepeng terdesak di daerah basal. Apabila premusin telah dilepaskan oleh sel kelenjar, maka bahan tersebut berubah menjadi mukus lendir. Diantara kelenjar-kelenjar yang termasuk jenis ini , ada yang berbentuk uniseluler yaitu sel Piala.
Kelenjar Serosa:
Kelenjar ini menghasilkan sekretnya yang encer jernih yang berbentuk sebagai albumin, kadang-kadang mengandung enzim. Sel-sel Serosa juga berbentuk piramidal dengan inti berbentuk bulat yang terletak agak di tengah. Butir-butir sekretoris bersifat asidofil. Di bagian basal sel terdapat granular endoplasmis reticulum sehingga pada pengamatan dengan mikroskop cahaya, tampak gambaran yang bergaris-garis. Contoh pada kelenjar pankreas, kelenjar parotis.
Kelenjar Campuran:
Kelenjar yang merupakan campuran dari sel-sel kelenjar Mukosa dan Serosa. Kadang-kadang sel-sel mukosa terdesak oleh sel serosa sehingga membentuk gambaran sebagai bulan sabit yang dinamakan Demiluna Gianuzzi. Contoh pada kelenjar Submandibularis, kelenjar sublingualis.
Gambar : (A) Kelenjar Serosa ; (B) Kelenjar Mukosa;(C) Kelenjar Seromukosa (campuran);(D) Kelenjar Demiluna.
Fungsi Jaringan epitel:
1. Sebagai penutup dan perlindungan (proteksi), karena epitel melapisi permukaan dalam dan luar tubuh.
2. Sebagai alat absorbsi, misalnya epitel membatasi permukaan dalam usus selain berfungsi perlindungan juga berperan dalam proses penyerapan hasil-hasil pencernaan makanan yang bekerja secara selektif.
3. Sebagai lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epitel yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epitel yang melapisi vagina yang tidak memiliki kelenjar.
4. Sebagai alat sekresi, dalam hal ini epitel tersebut bertindak sebagai kelenjar.
5. Sebagai alat indera, misalnya epitelium sensorium.
DAFTAR PUSTAKA
Bloom W., and W. Fawcett, 1976. Tex Book of Histology ed. B. Saunders Company Philadelphia London.
Dellmann H.D and E.M Brown, 1976. Tex Book of Histology. Lea and Febiger Phladelphia.
Mariono SH di Fiore, 1981. Atlas of Human Histology. Lea and Febiger, Philadelphia.
Subowo, 1992. Histologi Umum . Pusat Antar Universitas-Ilmu Hayati Institut Teknologi Bandung.