Rabu, 10 Maret 2010

ANGIOSPERMAE

ANGIOSPERMAE
Tumbuahan adalah organisme yang memiliki akar, batang, dan daun sejati. Akar, batang dan daun merupakan organ hasil diferensiasi jaringan. Tumbuhan memiliki sel eukariotik dan mempunyai kloroplas. Didalam kloroplas terdapat pigmen klorofil. Pada umunya tumbuhan memiliki klorofil a, klorofil b dan ada juga yang mengandung karoten. Sel-sel tumbuhan memikili dinding sel yang mengandung selulosa, mengakibatkan tubuhnya kaku. Dalam klasifikasi dengan system 5 kingdom diantaranya tumbuhan biji namun ditekankan pada Phanerogamae dan lebih kepada Angiospermae.
Phanerogamae tumbuhan berbiji tamplak jelas perbiakan seksul antara individu jantan dan betina. Imbangan dari Cryptogamae, tumbuhan spora yang
Perbiakan seksualnya tersembunyi, tak tampak.
Angiospermae merupakan tumbuhan biji tertutup. Hampir semua tumbuhan yang ada di daratan merupakan angiospermae. Angiospermae dibedakan atas dua kelas yakni dikotil dan monokotil. Klasifikasi angiospermae menjadi dikotiledon dan monokotiledon didasarkan sejumlah perbedaan, yaitu perbedaan struktur vegetatif (batang, daun, akar) dan struktur generatif (bunga dan biji).
DEFINISI PHANEROGAMAE
Tumbuhan berbiji tamplak jelas perbiakan seksul antara individu jantan
dan betina. Imbangan dari Cryptogamae, tumbuhan spora yang
Perbiakan seksualnya tersembunyi, tak tampak.
Ciri-ciri Phanerogamae :
n Struktur tubuh sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan didarat : tak ada lagi gamet yang berenang ke tempat pembuahan.
n Pembuahan gamet menghasilkan biji yang berada dalam buah.
n Memiliki batang yang jelas.
n Jaringan pembuluh terbagi atas Xylem dan Floem
DIVISI, KELAS, ANAK KELAS
Divisi : Gymnospermae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyleae
Kelas : Dycotileae
Anak kelas : Choripetalae
Anak kelas : Sympetalae
ANGIOSPERMAE
Sebaian besar tumbuhan yang kita jumpai dewasa ini termasuk dalam Angiospermae yang merupakan kelompok tubuhan yang mendominasi daratan lebih dari 100 juta tahun yang lalu meliputi 235.000 spesies tumbuhan berbunga. Sebagian besar makanan yang kita konsumsi berasal dari tumbuhan berbunga dapat berupa akar misalnya worte, kangkung, bit; buah-buahan misalnya apel, mangga, pisang, papaya; buah dan biji kacang-kacangan Leguminosae, buah kariopsis dari padi- padian (Graminae) misalnya padi dan jagung.
Angiospermae dibedakan ke dalam dua kelas berdasarkan jumlah kotiledonnya, yakni monokotil dan dikotil. Monokotil meliputi sekitar 65.000 spesies, termasuk di dalamnya tumbuhan Graminae, anggrek, palem, babu dan lain-lain. Daun, batang, bunga dan akar monokotil bersifat spesifik. Sebagian besar monokotil memiliki pertulangan daun sejajar, batang dengan berkas pembuluh terbesar; daun mahkota bunga 3 atau kelipatannya, dan memiliki akar serabut. Sebagian besar Angiospermae yakni sekitar 170.000 spesies dari tumbuhan dikotil. Kelompok tumbuhan ni meliputi tumbuhan semak, pohon serta banyak tumbuhan yang penghasil makanan. Ciri-ciri dikotil adalah memiliki 2 kotiledon pada biji; pertulangan daun menjari, berkas pembuluh pada batang tersusun melingkar, daun mahkota bunga 4, 5 atau kelipatannya, memiliki sistem akar tunggang.
Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup)
Ciri-ciri Angiospermae memiliki bakal biji atau biji yang tertutup oleh daun buah, mempunyai bunga sejati, umumnya tumbuhan berupa pohon, perdu, semak, liana dan herba. Dalam reproduksi terjadi pembuahan ganda. Angiospermae dibedakan menjadi dua yaitu Monocotyledoneae (berkeping satu) dan Dicotyledoneae (berkeping dua).
CIRI MORFOLOGI ANGIOSPERMAE
Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk. Diantara adaptasi yang memungkinkan tumbuhan dapat hidup di darat adalah kemampuannya untuk mengabsorsi air dan mineral dari dalam tanah. Menyerap cahaya matahari dan mengambil CO2 dari udara untuk fotosintesis serta kemempuannya untuk hidup dalam kondisi yang kering. Akar dan tajuk saling bergantunh satu sama lain, akar tidak mampu hidup tanpa tajuk, demikian sebaliknya. Karena tidak memiliki kloroplas dan hidup di tempat yang gelap menyebabkan akar tidak dapat tumbuh tanpa gula dan nutrisi organic lainnya yang diangkut dari daun yang merupakan bagian dari sistem dari tajuk. Sebaliknya batang dan daun bergantung pada air dan mineral yang diserap oleh akar. Akar tumbuhan berfungsi sebagai penompang berdirinya tumbuhan (jangkar), pengabsorpsi air dan mineral, serta tempat peyimpanan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang, daun dan bunga (bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan Angiospermae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terletak di atas tanah, mendukung daun-daun dan bunga. Pada pohon, batang-batang meliputi batang pokok danseua cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yakni jarak diantara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis, kendati ada beberapa spesies tumbuhan yang batangnya dapat melakukan fotosintesis karena mengandung kloroplas. Daun terdiri dari helaian daun yang melebar (lamella) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang yang disebut tunas ujung. Selain itu di jumpai juga tunas aksilar/ tunas lateral/ tunas samping yang terdapat di ketiak daun, tunas ini biasanya dorman. Pada banyak tumbuhan, tunas ujung menghasilkan auksin yang dapat menghambat pertumbuhan tunas aksilar. Fenomena ini disebut dengan dominasi apical yang yang merupakan suatu adaptasi yang dapat meningkatkan kemampuan tumbuhan untuk memperoleh cahaya. Hal ini sangat penting apabila kerpatan suatu vegetasi di suatu tempat tinggi. Pembentukan cabang juga penting untuk meningkatkan sistem tajuk, pada kondisi tertentu tunas-tunas aksilar akan mulai tumbuh. Beberpa tunas tersebut kemudian berkembang menjadi cabang-cabang yang menghasilkan bunga dan yang lainnya berkembang menjadi capang non reproduktif, lengkap dengan ujung tunas, daun-daun dan tunas aksilar. Struktur tubuh tumbuhan dikotil. Organ tumbuhan yaitu akar, batang, daun, buah, bunga dan biji, seluruhnya disusun dari jaringan-jaringan yang masing-masing jaringan tersebut mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda-beda. Masing-masing jaringan disusun dari sel-sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Beberapa modifikasi akar dan tajuk. Akar tumbuhan menalami beberapa modifikasi antara lain menjadi akar yang menyimpan cadangan makanan (pati) misalnya bit gula atau akar penyimpan air pada beberapa famili Cucurbitaceae yang tumbuh di daerah kering atau daerah yang tidak turun hujan dalam waktu yang panjang, akar nafas (pneumatofor) yang dapat meningkatkan pertukaran gas antara udara dengan akar-akar yang terendam air pada tanaman bakau/Avicennia nitida, akar udara pada anggrek yang dapat membantu penyerapan air hujan, akar parasit/haustorium tali putri/Cuscuta sp, dan mikoriza yaitu simbiosis mutualisme antara akar tumbun dan cendawan.
Beberapa modifikasi akar yakni tempat penimbun pati, akar nafas, akar udara, haustorium, mikoriza. Seperti halnya akar batang dan dun juga mengalami modifikasi untuk fungsi yang beragam, antara lain rhizome, stolon, runner, umbi batang (tuber), umbi lapis (bulb) serta umbi kormus (corm). Rhizoma adalah batang yang tumbuh horizontal dalam tanah atau dekat dengan permukaan tanah, mempunyai ruas-ruas yang pendek dan pada bukunya terdapat daundaun seperti sisik. Dijumpai akar adventif di sepanjang rhizome, terutama di permukaan bawahnya. Rhizome dapat relative tebal, berdaging, mereupakan tempat disimpannya cadangan makanan misalnya pada famili Zingiberaceae (jahe-jahean). Runner adalah batang yang tumbuh horizontal di atas tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah, mempunyai ruas panjang misalnya pada tanaman strawberry. Stolon mirip sengan runner, tetapi biasanya tumbuh tegas di dalam tanah, umumnya di sepanjang permukaan tanah. Pada kentang, beberapa ujung stolon berkembang membentuk umbi batang. Mata tunas pada umbi kentang merupakan kuncup yang terdapat pada buku batang, setia mata tunas tersebut akan mampu berkembang menjadi individu baru. Berbeda dengan umbi kentang, umbi lapis merupakan kuncup besar yang dikelilingi oleh sejumlah daun berdaging, dengan satu batang kecil dan pendek pada ujung bawah. Daun berdaging mengandung cadangan makanan. Pada bawang merah, daun berdangin selalu dikelilingi oleh daun-daun seperti sisik. Umbi lapis juga dijumpai pada tanaman tulip, lili dan lain-lain. Kormus mirip dengan umbi lapis tetapi bagian yang membengkak seluruhnya merupakan bagian batang. Helaian daun berbentuk sisik yang menutupi seluruh permukaan kormus.
Beberapa modifikasi batang yakni stolon pada strawbwerry, rhizome pada tanaman iris, umbi kentang, umbi lapis, kormus. Beberapa modifikasi daun antara lain sulur (tendril), duri dan daun penangkap serangga ditemukan dibeberapa tanaman. Ada beberapa tumbuhan yang daunnya sebagian atau seluruhnya mengalami modifikasi bentuk sulur. Apabil sulur menyentuh benda padat misalnya ranting/kawat segera sulur tersebut membelitnya dngan erat. Pada tanaman lain ada juga petiolnya berubah menjadi sulur. Sulur dijumpai pada famili Cucurbitaceae (waluh-waluhan), tanaman anggur dan lainnya. Duri yang dijumpai pada kaktus merupakan modifikasi dari daun. Duri sekaligus berfungsi untuk melindungi tanaman dari hewan pengganggu, disamping untuk mengurangi kehilangan air dari tumbuhan. Daun penangkap serangga pada tumbuhan karnivor akan menutup sewaktu serangga tertangkap, selanjutnya serangga tersebut akan segera dicerna oeleh enzim pencerna dan nutrisinya digunakan tumbuhan untuk pertumbuhan.
ORGAN VEGETATIF PADA TUMBUHAN ANGIOSPEMAE
Organ vegetatif tumbuhan ini terdiri dari akar, batang, dan daun. Akar, batang dan daun terdiri dari 3 sistem jaringan yang sama, yaitu: sistem jaringan dermal/penutup, sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar. Sistem jaringan dermal terdapat pada bagian terluar tubuh tmbuh-tumbuhan. Pada tubuh tumbuhan primer, sistem jaringan ini terdiri dari jaringan epidermis, sedangkan pada tubuh tumbuhan sekunder, epidermis digantikan oleh jaringan periderm. Sistem jaringan pembuluh terdiri dari Xilem dan Floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan larutan garam dari akar ke daun melalui betang; sedangkan floem berfungsi hasil fotosintesis dari daun kebagian organ lainnya. Sistem jaringan pembuluh terdapat diantara sistem jaringan dasar, yang sebagian besar terdiri dari jaringan parekim. Perbedaan pokok diantara ketiga organ tersebut terdapat pada distribusi sistem jaringan pembuluh dan sistem jaringan dasar.
Struktur Anatomi Akar
Secara umum struktur anatomi akar tersusun atas jaringan epidermis, sistem jaringan dasar berupa korteks, endodermis, dan empulur; serta sistem berkas pembuluh. Pada akar sistem berkas pembuluh terdiri atas xylem dan floem yang tersusun berselang seling. Stuktur anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil berbeda.
Struktur Anatomi Batang
Secara umum batang tersusun atas epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat stomata, sistem jaringan dasar berupa korteksdan empulur, dan sistem berkas pembuluh yang terdiri atas xylem dan floem. Xylem dan floem tersusun berbeda pada kedua kelas tumbuhan tersebut. Xylem dan floem tersusun melingkar pada tumbuhan dikotil dan tersebar pada tumbuhan monokotil.
Struktur Anatomi Daun
Daun tumbuhan tersusun atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata dan trikoma. Sistem jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan bunga karang., tidak demikian halnya pada monokotil khususnya famili graminae. Sistem berkas pebuluh terdiri atas xylem dan floem yang terdapat pada tulang daun.
Ciri-ciri dan Perbedan Tumbuhan / Pohon Monokotil dan Dikotil / Biji Berkeping Satu dan Dua
Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau keping yang disebut dengan monokotil/monocotyledonae dan tmbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil/dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.
Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
 
No
Perbedaan ciri
Monokotil
Dikotil
1
Bentuk akar
Memiliki system akar serabut
Memiliki system akar tunggang
2
Bentuk sumsum dan pola tulang daun
Melengkung atau sejajar
Menyirip atau menjari
3
Kaliptrogen/tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
Tidak terdapat tudung akar
4
Jumlah keping biji/kotiledon
Satu buah keping biji saja
Ada dua buah keping biji
5
Kandungan akar dan batang
Tidak terdapat cambium
Ada cambium
6
Jumlah kelopak bunga
Umumnya kelipatan tiga
Biasanya kelipatan empat atau lima
7
Pelindung akar dan batang tembaga
Ditemukan batang lembaga/koleoptil dan akar lembaga/kelorhiza
Tidak ada pelindung kelorhiza maupun keleoptil
8
Pertumbuhan akar dan batang
Tidak dapat tubuh berkembang menjadi membesar
Bias tumbuh berkembang menjadi mebesar
 Contoh tumbuhan monokotil : kelapa, jagung, dan lain sebagainya
Contoh tumbuhan dikotil : kacang tanah, magga, rambutan,dsb.
Suku-suku pada Dikotil
1. Jarak-jarakan [Euphorbiaceae]
2. Terung-terungan [Solanaceae]
3. Jambu-jambuan [Myrtaceae]
4. Kompositae (example : Bunga Matahari)
5. Kacang-kacangan
6. Petai-petaian
7. Johar-joharan
8. Kapas-kapasan
Suku-suku pada Monokotil
1. Pinang-pinangan
2. Rumput-rumputan [Gramineae]
3. Pisang-pisangan[Muscaceae]
4. Jahe-jahean [Zingiberaceae]
5. Anggrek-anggrekan [Orchids]
REPRODUKSI TUMBUHAN ANGIOSPERMAE
1. Reproduksi Seksual
1.1 Bunga: Alat Reproduksi Seksual
Secara evolusi kesuksesan suatu organisme diukur dari kemampuannya menghasilkan keturunan yang fertile. Oleh sebab itu dari sudut pandang evolusi seluruh struktur dan fungsi dari organ tumbuhan diarahkan untuk memberikan dukungan dalam mekanisme reproduksi. Pada tumbuhan tinggi srtuktur yang secara khusus bertugas dalam proses reproduksi adalah bunga.
Bunga memiliki ukuran yang bervariasi, dari yang sangat kecil sampai yang luar biasa besar. Bunga terkecil berukuran kurang dari 0,1 mm dijumpai paa sejenis gulm mungil Wolffia Columbiana yang ukuran total tumbuhnya hanya berkisar antar 0,5 – 0,7 mm. Sedangkan terbesar di dunia adalah Rafflesia dari Indonesia dengan diameter lebih dari 1 m serta berat mencapai 9 Kg.
Bunga merupakan bagian paling menarik pada tumbuhan karena warnanya, tekstur maupun aroma yang dihasilkannya. Bunga merupakan hasil dari modifikasi dari tunas yang mendukung bagian-bagian, yaitu kelopak, mahkota, benang sari dan putik yang merupakan modifikasi dari daun dalam suatu susunan yang rapat.
Kelopak (calyx) terdiri dari daun-daun kelopak (sepal). Kelopak terdapat pada bagian terluar dari bunga, menyelubungi bagian bunga lainnya, pada umumnya berwarna hijau, berfungsi untuk melindungi kuncup. Mahkota (corolla) terdiri dari daun mahkota (petal), bagian ini biasanya memiliki tekstur dan warna yang menarik. Warna mahkota sangat bervariasi dari warna-warna tunggal. Kombinasi warna-warna pelangi atau bahkan hitam atau putih. Keragaman tekstur dan warna mahkota ditunjukkan untuk menarik perhatian serangga penyerbuk. Disebalah dalam mahkota terdapat benangsari (stamen) yang terdiri dari tangkai sari (filament) yang mendukung kotak sari (anter).
Benang sari merupak alat kelamin jantan yang menghasilkan serbuk sari (polen). Polen dibentuk dan disimpan di dalam kotak sari. Bagian paling dalam pada bunga adalah putik (gynoecium). Putik terbentuk sebgai hasil pelekatan daun-daun buah (carpel). Putik dapat terdiri dari satu atau beberapa daun buah. Putik terdiri dari 3 bagian yaitu :
1. Bagian paling bawah biasanya membengkak disebut bakal buah (ovari), yang mengandung bakal biji (ovul).
2. Bagian tengah, berupa tangkai yang ramping disebut tangkai putik (style).
3. Bagian paling ujung, disebut kepala putik (stigma), pada permukaan stigma ini butir-butir serbuk sari dari bunga yang sama atau bunga-bunga lain yang dibawa oleh angina maupun serangga ditangkap pada peristiwa penyerbukan. Bentuk stigma sangat beragam ada yang kecil runcing, sedikit mengembang atau bercabang-cabang membentuk lengan-lengan.

TABEL BAGIAN-BAGIAN BUNGA
BAGIAN BUNGA
FUNGSI
1. Kelopak (kalik)
Melindungi kuncup bunga
2. Mahkota (korola)
Menarik perhatian serangga
3. Benang sari (stamen) terdiri dari :
a.
tangkai sari (filamen)
b.
kepala sari (antera) terdiri atas 4 kantong sari
Sebagai penghasil gamet jantan, yaitu serbuk sari (pollen)
4. Putik (pistilus) terdiri atas :
a.
tangkai putik (stilus)
b.
kepala putik (stigma)
c.
bakal buah (ovarium) di dalam bakal buah terdapat bakal biji (ovule)
Sebagai penghasil gamet betina
Perkembangan Gamet Jantan dan Betina
 

Tumbuhan dalam siklus hidupnya mengalami pergantian generasi haploid (n) dengan generasi diploid (2n). Akar, batang daun dan sebagian besar struktur reproduktif tanaman angiospermae dan gymnospermae lainnya bersifat diploid. Tubuh tumbuhan yang bersifat diploid dikenal dengan sebutan sporofit. Pada angiospermae sporofit menghasilkan struktur khusus berupa anter (kotak sari) dan ovule (bakal biji) yang sel-selnya akan mengalami meiosis. Anter (kotak sari) pada umumnya terdiri atas 4 kantong polen (serbuk sari) yang masing-masing berupa ruangan memanjang. Pada awal perkembangan anter (kotak sari) mampu berkembang dan disebut dengan mikrosporofil. Mikrosporofil mengalami pembelahan meiosis, setiap sel menghasilkan 4 sel haploid yang disebut mikrospora. Selanjutnya mikrospora mengalami pembelahan meiosis sehingga terbentuk 2 sel yaitu sel tabung dan sel generatif yang berukuran lebuh kecil.
Kedua sel yang berdampingan tersebut diselubungi oleh lapisan yang tebal dalam suatu struktur butiran yaitu butir serbuk sari (polen). Bila serbuk sari telah masak, dinding anter (kotak sari) membuka dan menebarkan butir-butir serbuk sari tersebut. Pada tumbuhan angiospermae butir serbuk sari berfungsi sebagai gametofit jantan yang menghasilkan gamet jantan yaitu sel-sel sperma.
Gamet betina berkembang di dalam suatu struktur di sebelah dalam ovari disebut ovul (bakal biji). Ovul memiliki 1 atau 2 lapis jaringan pelindung yang disebut integumen. Pada bagian ujung ovul, integumen tidak menyambung mengakibatkan terbentuk celah kecil yang disebut mikropil.
Pada awal perkembangan ovul ini satu sel dalam dinding ovul yang disebut megasporofit membesar sebagai persiapan pembelahan meiosis. Megasporofit tertanam pada jaringan yang disebu nuselus. Megasporofit mengalami pembelahan meiosis menghasilkan empat sel yang berderet: sel-sel ini bersifat haploid dan disebut megaspore. Tiga sel yang dekat dengan mikrofil mengecil, sedangkan sel yang terjauh dari mikrofil membesar dan kemudian akan berkembang menjadi kantung embrio, setelah mengalami 3 tahap pembelahan meiosis. Perkembangan megaspore membentuk kantung embrio melalui beberapa tahap yaitu:
1. Megaspore mengalami 3 kali pembelahan meiosis menghasilkan sebuah kantung embrio dengan 8 inti.
2. Inti-inti bermigrasi.
3. Terbentuk dinding sel yang menyelubungi inti.
Pada akhir proses tersebut sebuah sel telur dan dua sel sinergid berada pada kantung embrio yang terdekat dengan mikropil. Dua inti bermigrasi berada pada bagian tengah kantung embrio disebut inti kutub. Tiga inti berada pada ujung lain kantung embrio bersebrangan dengan mikropil, membentuk 3 sel antipodal. Kantung embrio merupakan fase gametofit dalam siklus hidup tumbuhan berbunga, karena intinya bersifat haploid.
1.2 Pembuahan Ganda pada Angiosperma
Tahap awal yang mendahului proses pembuahan adalah penyerbukan (polinasi), yaitu pengantaran butir serbuk sari ke kepala putik. Sebagian besar tumbuhan angiospermae mengandalkan bantuan hewan, serangga, burung atau kelelawar dalam proses penyerbukan. Namun beberapa tumbuhan seperti rumput-rumputan melakukan penyerbukan dengan bantuan angin. Setelah penyerbukan, butir serbuk sari yang menempel pada stigma berkecambah membentuk tabung serbuk sari. Sel tabung bergerak ke tabung serbuk sari yang menuju bakal buah (ovari). Sementara itu sel gametofit membelah secara mitosis enghasilkan 2 sel sperma. Saat tabung polen (serbuk sari) mencapai ovul (bakal biji), ujung tabung menembus kantung embrio melalui mikropil, dan melepaskan ke 2 sel sperma. Satu sel sperma membuahi sel telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel sperma lainnya membuahi 2 ini kutub sehingga terbentuk sel triploid (3n). sel ini akan membelah membentuk jaringan penyimpan cadangan makanan yang disebut endosperm. Selanjutnya endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio yang berkembang dari zigot. Dua peristiwa fusi yang terjadi antar sel sperma dengan sel telur dan sel sperma dengan sel kutub inilah yang dikenal dengan pembuahan ganda pa angiospermae. Sel antipoda serta sinergid biasanya mengalami degenerasi. Proses pembuahan selanjutnya akan diikuti dengan perkembangan buah dan biji.
2. Reproduksi Aseksual
2.1 Reproduksi Vegetatif Alami
Bila biji ditanam, tumbuhan yang diperoleh bias jadi memiliki sifat-sifat yang berbeda dari induknya. Pada proses pebentukan buah dan biji, pollen dari suatu tumbuhan membuai bunga dari tumbuhan lain, tumbuhan membawa karakter dari kedua tetuanya serta memunculkan kombinasi karakter yang beragam pada generasi berikutnya. Hal ini berbeda dengan fenomena yang terjadi pada reproduksi aseksual.
Reproduksi aseksual sering juga disebut dengan reproduksi vegetatif., merupakan tipe reproduksi yang lazim pada tumbuhan. Reproduksi vegetaif meliputu fragmentasi yaitu pemisahan bagian tubuh tumbuhan yang diikuti dengan regenerasi membentuk individu utuh. Umbi bawang putih sesungguhnya merupakan batang di bawah tanah yang berfungsi sebagai penyimpanan cadangan makanan. Sebuah umbi yang besar terdiri atas bagian-bagian yang disebut siung (clove). Setiap siung bawang dapat tumbuh menjadi satu individu. Adapun selubung berwarna putih pada umbi tersebut sebenarnya adalah daun-daun yang memprl pada batang.
Reproduksi aseksual memiliki beberapa keuntungan. Tumbuhan tertua yang telah mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dapat membentuk klon yang terdiri dari indiidu-individu yang merupakan kembaran dari dirinya. Pada masa-masa awal kehidupannyaketurunan vegetatif yang merupakan fragmen dewasa yang berasal dari tetuanya tidak terlalu beresiko menghadapi kondisi lingkungan dibandingkan dengan tumbuhan yang berasal dari kecambah. Reproduksi seksual serta seksual memiliki peranan yang penting dalam evolusi adaptasi tumbuhan terhadap lingkungan.
2.2 Reproduksi Vegetatif Buatan
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif telah lama dimanfaatkan manusia. Cara perbanyakan vegetatif buatan yang paling banyak dilakukan adalah melalui stek, menurut organ yang digunakan dikenal stek batang, stek akar dan stek daun. Stek batang merupakan cara paling lazim digunakan, biasa dilakukan terhadap jenis-jenis pohon dan semak. Stek akar sering dilakukan pada perbanyakan tanaman sukun. Stek daun banyak dilakukan pada beberpa tanaman hias derupa herba seperti African violet, Begonia, Peperomia serta beberapa tumbuhan lain yang berdaun tebal.
Selain akar dan batang biasa, modifikasi dari ke dua bagian ini seperti rhizome dan umbi yang mengandung sekurang-kurangnya 1 mata tunas dapat berkembang menjadi tumbuhan. Tumbuhan baru juga dapat dipeoleh dengan memotong stolon pada tanaman seperti strawberry, sehingga anakan terpisah dari induknya.
Reproduksi Vegetatif Buatan sebagai Pendukung Pertanian Modern.
Kemampuan tumbuhan melakukan reproduksi vegetatif memberi peluang untuk produksi bibit tumbuhan dalam jumlah besar dengan biaya dan tenaga yang minimal. Sehingga contoh tanaman buah dan tanaman hias yang sebagian besar dilakukan dengn stek batang dan daun. Beberapa tumbuhan lain diperbanyak dengan anakan yang muncul dari akar misalnya. Selain itu banyak tumbuhan penghasil umbi di perbanyak dengan potongan umbi.
Belakangan ini kemampuan reproduksi vegetatif pada tumbuhan dimanfaatkan untuk melakukan perbanyakan klonal di dalam laboratorium. Potongan organ tumbuhan dapat di tanam pada media buatan yang sesui yang mengandung unsur-unsur hara, vitamin serta zat pengatur tumbuh yang diperlukan.
Potongan oran yang ditanam dalam media buatan dapat tumbuh menjadi satu atau beberapa tanaman atau membentuk massa dari sel parenkima yang disebut kalus. Kalus yang diperoleh dapat dipotong-potong kemudian diregenerasikan menjadi tanaman atau embrio. Teknik pemeliharaan tumbuhan dengan menanam potongan tumbuhan di dalam media buatan ini secara umum dikenal dengan teknik kultur jaringan tanaman. Dalam pelaksanaan teknik ini semua peralatan maupun tabung-tabung serta media yang digunakan harus berada dalam keadaan steril. Alat-alat serta media biasa disterilkan dengan cara pengukusan bertekanan tinggi dengan alat autoklaf. Selain itu pelaksanaan pemotongan atau penanaman juga dilakukan di ruangan steril.
Perbanyakan tanaman melalui kultur jaringan dapat menghasilkan tanaman dalam jumlah banyak serta cepat. Selain itu beberpa tejnik yang dikembangkan lebih lanjut dapat mengatasi masalah dalam budidaya tanaman seperti menghasilkan bibit tanaman bebas penyakit, menyediakan biji buatan serta memungkinkan perbaikan tanaman dengan rekayasa genetic. Untuk memperoleh tanaman bebas penyakit dikembangkan suatu teknik yang disebut kultur meristem (mericloning). Upaya ini dilakukan dengan mengambil sekelompok sel pada jaringan meristem dari tanaman yang sakit untuk ditanam dalam media kutur. Biasanya selain meristem turut diambil primordial daun termuda. Proses pemotongan jaringan dilakukan secara aseptic di bawah mikroskop khusus yang disebut dissecting microscope. Selajutnya pemotongan meristem dipelihara pada media steril dalam tabung. Jaringan tersebut selanjutnya akan membesar kemudian berdiferensiasi dan beregenerasi membentuk tunas dan akar. Sebelum tunas dan akar terbentuk massa sel tersebut dipotong menjadi beberapa bagian baru kemudian diregenerasikan menjadi tanaman.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar