Kamis, 26 November 2009

BACILLUS THURINGIENSIS

TANAMAN TRANSGENIK BT ( Bakteri Bacillus thuringiensis )

Seperti pada tanaman transgenik lainnya, maka perkembangan luas areal tanaman transgenik Bt juga mengalami peningkatan, misalnya luas areal tanaman kapas Bt di USA pada 1996 mencapai 0,73 juta ha. Jika dijumlahkan, maka luas pertanaman kapas Bt mulai tahun 1996 sampai 2003 mencapai 23,3 juta ha. Tanaman transgenik Bt ditanam di beberapa Negara seperti di USA, Kanada, Argentina, Brasil, India, China, Filipina, dan beberapa negara lain termasuk Indonesia (James 2002; Saragih 2004). Tanaman transgenik Bt merupakan tanaman transgenik pertama yang dilepas di alam untuk komersial dan menempati urutan pertama dalam daftar tanaman transgenik tahan hama. Tanaman transgenic Bt merupakan hasil rekayasa genetik dengan mengintroduksi gen cry1A yang diisolasi dari bakteri gram positif B. thuringiensis. Bakteri B. thuringiensis adalah bakteri yang pada proses sporulasinya mengha-silkan kristal protein yang bersifat toksik dan dapat membunuh serangga (insektisidal) (Hofte dan Whiteley 1989). Kristal protein Bt yang bersifat insektisidal sering disebut dengan δ-endotoksin. Kristal ini di alam merupakan protoksin yang jika larut dalam usus serangga karena proses proteolisis akan diubah men-jadi polipeptida yang lebih pendek (27-149 kilo Dalton) serta mempunyai sifat insektisidal. Toksin aktif ini ber-interaksi dengan sel-sel epitel dari usus (midgut) se-rangga. Toksin Bt mengakibatkan terbentuknya pori-pori pada membran sel saluran pencernaan, sehingga mengganggu keseimbangan osmotik sel tersebut. Sel yang terganggu tekanan osmosisnya menjadi bengkak dan pecah, sehingga serangga mati (Hofte dan Whiteley 1989).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar